Minggu, 25 Maret 2012

CARA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PENGECORAN LOGAM

CARA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PENGECORAN LOGAM

Pengecoran logam merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memproduksi komponen-komponen dengan bahan atau material berupa logam dan paduannya.
Proses pengecoran logam diawali dengan pembuatan pola, cetakan, dapur peleburan (furnace) terlebih dahulu.
Setelah semua peralatan dipersiapkan barulah tahap pengecoran dimulai dengan meleburkan logam sampai mencair (melting).
Sehingga metode pengecoran meliputi beberapa tahap dalam proses produksinya, sehingga keefektifan dalam menghasilkan produk sangat rendah.
Maka dari itu metode pengecoran dilakukan sebagai alternatif apabila tidak ada metode yang tepat untuk dipergunakan dalam pembuatan produk.
Apabila satu produk dapat dibuat dengan metode yang lebih efektif seperti bubut, welding (las), pembentukan, dan yang sejenisnya sudah dapat dipastikan akan metode pengecoran sudah ditinggalkan.
Ketidakefektifan dalam metode pengecoran disamping dalam hal proses pembuatan produk juga hasil produk pengecoran harus melalui proses berikutnya (finishing) agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti penggunaan mesin bubut, fris, bor, sekrap, ketam, gurdi, gerinda, dll.
Kelemahan yang lain dari metode pengecoran adalah hasil produk pengecoran memiliki sifat mekanik (mechanical properties) yang jauh lebih rendah dari pada material dasarnya sebelum dilakukan proses pengecoran.
Hal ini disebabkan pada saat proses pendinginan laju pendinginan pada setiap bagian produk coran tidak sama.
Pada lapisan bagian luar produk coran akan mengalami pendinginan yang relatif lebih cepat dari pada lapisan yang lebih dalam.
Demikian juga pada bagian yang lebih tipis juga mengalami laju pendinginan yang relatif lebih cepat dari pada bagian yang lebih tebal.
Akibat laju pendinginan yang tidak sama maka akan terbentuk tegangan sisa (residual stress) yang heterogen dalam satu produk.
Pada bagian produk yang mengalami pendinginan lebih cepat menyebabkan material akan bersifat keras dan getas (britle).
Sedangkan pada bagian produk yang mengalami pendinginan lambat akan bersifat lunak dan ulet.
Dengan terbentuknya tegangan sisa (residual stress) yang tidak homogen pada satu produk inilah yang menyebabkan kualitas produk menjadi rendah dalam hal sifat mekanik (mechanical properties).
Sifat mekanik produk hasil coran akan lebih rendah dari pada material dasar sebelum dilakukan proses pengecoran.
Oleh karena itu perlu adanya pengembalian sifat mekanik atau bahkan peningkatan sifat mekanik hasil produk coran dari material dasarnya (bahan bakunya).
Salah cara untuk meningkatkan sifat mekanik produk coran (kualitas produk pengecoran) yaitu dengan heat treatment.
Heat treatment yang sudah kita kenal antara lain adalah aneling, normalizing, hardening, tempering.
Dari sekian banyak heat treatment tersebut dapat dipilih salah satu atau dapat juga gabungan dari beberapa jenis heat treatment.
Pada prinsipnya proses peningkatan sifat mekanik dari produk pengecoran adalah mengkondisikan struktur mikro penyusun material coran memiliki tegangan sisa (residual stress) yang homogen.
Kehomogenan residual stress pada material coran inilah yang menyebabkan kualitas produk coran akan menjadi lebih baik.
Karena material dengan struktur mikro yang homogen akan sulit mengalami keretakan sehingga material cenderung memiliki ketangguhan yang sangat tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar