Minggu, 25 Maret 2012

Urutan Proses Pengecoran Logam

Urutan proses pengecoran logam

PASIR
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1)      Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2)      Pola sekali pakai
Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
  1. Prosedur pembuatan cetakan
  2. Pembuatan pola
  3. Pasir
  4. Inti
  5. Peralatan (mekanik)
  6. Logam
  7. Penuangan dan pembersihan benda cor.
PROSEDUR PEMBUATAN CETAKAN
Cetakan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan:
  1. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
  2. Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
  3. Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan bahan pengikat
  1. Cetakan lempung (Loan molds)
  2. Cetakan furan (Furan molds)
  3. Cetakan CO2
  4. Cetakan logam     Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die casting) logam dengan suhu cair rendah.
  5. Cetakan khusus    Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen, plaster, atau karet.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik pengecoran dapat di kelompokkan sebagai berikut:
  1. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding)
Dilakukan untuk benda cor yang kecil.
  1. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding)
Dilakukan untuk benda cor berukuran sedang atau besar
  1. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
  2. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)
Pembuatan Cetakan
Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar 5.2 di bawah ini. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian, bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.

Cetakan Pola Sekali Pakai
Keuntungan dari proses cetak sekali pakai ini meliputi :
  1. Sangat tepat untuk mengecor benda-benda dalam jumlah kecil
  2. Tidak memerlukan pemesinan lagi
  3. Menghemat bahan coran
  4. Permukaan mulus
  5. Tidak diperlukan pembuatan pola belahan kayu yang rumit
  6. Tidak diperlukan inti atau kotak inti
  7. Pengecoran jauh lebih sederhana
Kerugiannya adalah :
  1. Pola rusak sewaktu dilakukan pengecoran
  2. Pola lebih mudah rusak, oleh karena itu memerlukan penangangan yang lebih sederhana.
  3. Pada pembuatan pola tidak dapat digunakan mesin mekanik
    1. Tidak ada kemungkinan untuk memeriksa keadaan rongga cetakan. Dikutip dari:http://ftkceria.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar